Imtihan Syafi'i

Sepuluh Sahabat Dijamin Masuk Surga

وَإِنَّ الْعَشَرَةَ الَّذِينَ سَمَّاهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَبَشَّرَهُمْ بِالْجَنَّةِ نَشْهَدُ لَهُمْ بِالْجَنَّةِ عَلَى مَا شَهِدَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَقَوْلُهُ الْحَقُّ

(106) Sungguh, sepuluh orang sahabat yang namanya disebut oleh Rasulullah dan diberi kabar gembira akan masuk surga, kita menyaksikan bahwa mereka benar-benar akan masuk surga—sebagaimana kesaksian Rasulullah. Sabda beliau adalah kebenaran.

Matan ini menerangkan pengkhususan 10 orang sahabat dengan berbagai keutamaan dan penyaksian bahwa mereka akan masuk surga. Kesepuluh sahabat itu adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaydullah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abu Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu ‘Ubaydah bin al-Jarrah, dan Abdurrahman bin ‘Auf.
Akidah ini menjadi pembeda antara akidah ahlussunnah dengan akidah Syi’ah Rafidhah dan Khawarij. Orang-orang Syi’ah Rafidhah bara` terhadap mereka—kecuali Ali bin Abu Thalib tentunya. Orang-orang Khawarij bara terhadap kebanyakan mereka. Baik Syi’ah maupun Khawarij sama-sama meyakini bahwa tidak boleh menyaksikan mereka akan masuk surga.

Selain berwala` kepada mereka—dan seluruh sahabat—Ahlussunnah pun menyaksikan bahwa mereka akan masuk surga sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah. Beliau bersabda, “Abu Bakar akan masuk surga. Umar akan masuk surga. Utsman akan masuk surga. Ali akan masuk surga. Thalhah akan masuk surga. Zubair akan masuk surga. Sa’ad bin Abu Waqqash akan masuk surga. Sa’id akan masuk surga. Abu Ubaydah akan masuk surga. Abdurrahman bin Awf akan masuk surga.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)

Sebenarnya keyakinan Ahlussunnah tentang para sahabat yang akan masuk surga tidak terbatas pada 10 orang sahabat di atas. Sebab ada hadits-hadits yang menerangkan adanya para sahabat lain yang juga dijamin akan masuk surga, seperti hadits Ukasyah, Aisyah, Fathimah, dan lain sebagainya. Dikhususkannya 10 orang sahabat ini, selain mereka bersepuluh disebut oleh Rasulullah dalam satu hadits, juga karena orang-orang Syi’ah tidak suka dengan angka 10. Mereka tidak suka karena adanya hadits ini dan karena Husein bin Ali terbunuh pada tanggal 10 Muharram.

Para sahabat yang 10 ini memiliki posisi khusus. Mereka memiliki berbagai keutamaan, kesegeraan dalam menyambut seruan Rasulullah, kecintaan kepada Allah, Rasulullah, dan Islam yang menghunjam kuat di dada mereka, dan mereka pun berjihad bersama Rasulullah. Tetapi bukan karena semua itu Ahlussunnah meyakini bahwa mereka akan masuk surga. Karena Rasulullah saw mengabarkan bahwa mereka akan masuk surga. Karena Rasulullah sudah menegaskannya, dan Ahlussunnah membenarkan semua sabda beliau. Semua sabda beliau adalah kebenaran.

Identitas Ahlussunnah

Kewajiban seorang Ahlussunnah adalah berwala` kepada siapa yang Rasulullah berwala` kepada mereka. Rasulullah telah mengisyaratkan keutamaan 10 sahabat tersebut di atas. Beliau pula yang mengabarkan bahwa mereka akan masuk surga. Maka, kerugianlah bagi siapa saja yang memusuhi mereka dan tidak berwala` kepada mereka. Sebab, beliau mencintai mereka dan mereka telah berislam dengan baik bersama beliau.

Orang-orang yang membenci orang-orang yang dicintai oleh Nabi dan beliau saksikan akan masuk surga, merekalah yang sebenarnya pantas dibenci. Maka, lantaran Syi’ah dan Khawarij membenci dan bara` terhadap para sahabat—bahkan mengkafirkan sebagian mereka, kita wajib mengumumkan wala` kita kepada 10 sahabat tersebut. Ini adalah identitas kita sebagai Ahlussunnah.
Termasuk wala` kepada mereka: menyaksikan bahwa mereka akan masuk surga, membela mereka saat mereka harga diri mereka diinjak-injak, dan memerangi berbagai syubhat yang dimunculkan oleh orang-orang jahil. Apa yang kita hadirkan ini adalah implementasi dari firman Allah,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

“Orang-orang yang beriman itu, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain.” (At-Taubah: 71)

Juga sabda Rasulullah saw

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang yang beriman itu antara yang satu dengan yang lain ibarat satu bangunan: saling menguatkan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ

“Orang Islam itu saudara orang Islam yang lain. Mereka tidak saling menghinakan dan tidak saling meremehkan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Biografi Ringkas
Pada beberapa edisi yang lalu telah dibahas biografi ringkas 4 sahabat dari 10 sahabat yang dijamin surga ini. Tersisa enam sahabat, mereka adalah:

Thalhah bin Ubaydullah. Thalhah masuk Islam dengan perantara saudara sepupunya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Thalhah tak pernah absen dari setiap peperangan bersama Rasulullah saw selain dalam perang Badar. Dalam perang Uhud, Thalhah terkena lebih dari 70 tikaman atau panah dan jari tangannya putus. Ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah dalam bahaya, Thalhah maju melindungi Rasulullah dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng bagi Rasulullah. Begitu banyaknya orang-orang musyrik yang mengepung Rasulullah, sehingga mereka sendiri mengira bahwa Rasulullah sudah gugur tertebas pedang orang-orang yang mengepungnya. Namun ternyata Rasulullah selamat. Thalhah memapah beliau dan menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran. Thalhah bin Ubaydullah gugur dalam Perang Jamal pada masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib dalam usia 63 atau 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.

Zubair bin Awwam. Zubair memeluk Islam juga dengan perantara Abu Bakar. Waktu itu usianya baru 8 tahun. Zubair turut berhijrah banyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Zubair adalah sosok yang sangat dermawan. Dia selalu menginfakkan hartanya di jalan Allah. Dikabarkan bahwa tak pernah satu dirham pun masuk ke rumahnya. Semua hartanya habis diinfakkan dan disedekahkannya di jalan Allah. Zubair gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah dalam usia 66 atau 67 tahun.

Sa’ad bin Abu Waqqash. Sebelum mendengar seruan Islam, Sa’ad sudah benci dengan paganisme dan kejahiliyahan. Saat diajak memeluk Islam, Sa’ad menerima dengan sepenuh hati. Waktu itu usianya sekitar 20 tahun. Sa’ad adalah orang pertama yang menumpahkan darah musuh di jalan Allah. Sa’ad wafat dalam usia 70 tahun—ada yang meriwayatkan 82 tahun—di pangkuan puteranya dan dikuburkan di pekuburan Baqi’, Madinah.

Sa’id bin Zaid. Sa’id masuk Islam dan menyembunyikan keislamannya bersama istrinya, Fathimah binti Khattab. Sa’id adalah saudara ipar Umar bin Khattab dan dengan perantara tangannya dan istrinyalah Umar bin Khattab masuk Islam. Sejak keislamannya, Sa’id mengabdikan seluruh hidupnya untuk Islam. Diikutinya seluruh peperangan bersama Rasulullah. Kecuali saat perang badar lantaran saat itu ia bersama Thalhah mendapatkan tugas khusus dari Rasulullah saw. Sa’id wafat dalam usia 71 tahun di Madinah.

Abu Ubaydah bin al-Jarrah. Abu Ubaydah masuk Islam bersama Utsman bin Mazh’un di awal-awal kenabian setelah diajak oleh Abu Bakar. Abu Ubaydah turut berhijrah ke Habasyah pada kali kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Dalam perang Uhud, saat pecahan baju besi bersarang di wajah Rasulullah, Abu Ubaydah berusaha melepaskannya dengan giginya. Karena apa yang dilakukannya itu, dua gigi serinya tanggal. Abu ‘Ubaydah mendapatkan gelar Aminul Ummah, “Kepercayaan Umat.” Abu Ubaydah meninggal pada tahun 18 H. di Jordan setelah sebelumnya terkena penyakit pes.

Abdurrahman bin Auf. Abdurrahman memeluk Islam dan termasuk salah satu dari 8 orang yang pertama-tama memeluk Islam. Dia seorang pedagang ulung dan sukses. Namun kekayaannya tidak membuatnya lalai dari perintah Allah. Bahkan, dialah yang menjadi pelopor dalam jihad dengan harta dan berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Abdurrahman bin Auf wafat pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Baqi’.

Semoga kita semua dipertemukan dengan 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga ini di surga Allah kelak. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *