Fadhilah

Wajah Bercahaya Tidak Tersentuh Api Neraka

 

Bersama kekasih masuk surga adalah dambaan setiap manusia. Apalagi kekasih tersebut adalah Rasulullah saw. Lantas, bagaimana caranya agar kelak bisa  menjadi teman dekat Nabi di akherat nanti?

Rabi’ah bin Kaab Al Aslami bercerita, “Saya pernah bermalam bersama Rasulullah saw, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau bersabda kepadaku, “Mintalah kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku meminta kepadamu agar aku menjadi teman dekatmu di surga.” Nabi bersabda, “Adakah permintaan yang lain?”. Aku menjawab, “Tidak ada, itu saja.” Maka beliau menjawab:

فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

          “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud.” (HR. Muslim)

Sujud termasuk ibadah yang teragung dan dicintai Allah, karena di dalamnya terkandung kesempurnaan penghinaan dan perendahan diri kepada Allah Ta’ala. Bagaimana tidak, kepala yang merupakan anggota tubuh yang terletak paling atas ia sungkurkan ke tanah sebagai bentuk ketundukan kepada Allah Sang pencipta.

Ma’dan bin Abi Thalhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban -bekas budak Rasulullah saw-,  lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.

Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

          ‘Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim)

Memperbanyak sujud dalam shalat, maksudnya adalah memperbanyak shalat itu sendiri, khususnya shalat sunnah.

Ketika seorang hamba khilaf sehingga terjerumus dalam dosa, maka cara menghapusnya adalah dengan memperbanyak sujud. Dengannya diampuni dosa dan ditinggikan derajatnya, sebagaimana termaktub dalam hadits di atas.

BACA JUGA : Menahan Amarah Menggapai Jannah

Saat seseorang bersujud, itulah waktu yang paling dekat antara hamba dengan Rabbnya.

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

           “Sesungguhnya saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah doa ketika itu” (HR Muslim).

Karena sujudlah, seorang manusia mendapat predikat Ibadurrahman, hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang, dan dijamin masuk surga.

“Dan Ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang) ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan, mereka adalah orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS al-Furqan: 63-64).

Wajah yang kita sungkurkan ke tanah untuk sujud, kelak akan bercahaya pada hari kiamat nanti. Semua umat manusia sejak zaman Nabi Adam sampai datangnya hari kiamat nanti akan dikumpulkan oleh Allah dalam sebuah tempat. Karena begitu banyaknya manusia pada waktu itu, banyak yang kesulitan untuk mengenali keluarga dan teman-temannya. Namun, itu tidak berlaku bagi Rasulullah sebagai manusia pilihan Allah. Beliau akan sangat mudah mengenal semua umatnya yang ada di padang mahsyar.

Beliau bersabda:

“Setiap orang dari umatku pasti aku kenal pada hari kiamat kelak.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana Anda mengenal mereka, padahal mereka diantara banyak makhluk?” Sabdanya, “Bagaimana pendapatmu bila ditengah kumpulan kuda warna hitam terdapat seekor kuda yang terdapat warna putih cerah di dahinya? Bukankah engkau dapat mengenalinya?” Jawab mereka “Ya”. Sabdanya “Sesungguhnya pada hari itu umatku memancarkan cahaya putih di keningnya bekas sujud dan cahaya putih wajah, tangan, dan kakinya bekas wudhu.” (HR. Ahmad)

Itulah sekian diantara keutamaan sujud. Bahkan, anggota tubuh yang biasa kita gunakan untuk bersujud kepada Allah, selain bercahaya tidak akan tersentuh api neraka.

إِذَا أَرَادَ اللهُ رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ اللهُ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوْا مَنْ كاَنَ يَعْبُدُ اللهَ فَيُخْرِجُوْنَهُمْ وَيَعْرِفُوْنَهُمْ بِآثَارِ السُّجُوْدِ وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُوْدِ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ فَكُلُّ ابْنِ آدَمَ تَأْكُلُهُ النَّارُ إِلَّا أَثَرَ السُّجُوْدِ

          “Apabila Allah menghendaki ahli neraka diberi rahmat, Allah akan memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang menyembah kepada Allah, lalu mereka mengeluarkannya. Mereka dikenal karena adanya bekas sujud pada dahinya dan Allah mengharamkan api neraka memakan (membakar) tanda bekas sujud sehingga mereka dikeluarkan dari neraka. Semua anggota badan anak Adam akan dimakan oleh api neraka, kecuali tanda bekas sujud.” (HR. Bukhari)

Jika demikian, lantas apa yang menghalangi kita untuk memperbanyak sujud, wahai hamba Allah yang penuh dengan dosa dan selalu berharap akan ampunan-Nya. Allahul Musta’an.

3 thoughts on “Wajah Bercahaya Tidak Tersentuh Api Neraka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *