JarhahKonsultasi

Temanku Telah Menggunjingku

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ustadz, mohon pencerahannya; suatu kali seseorang datang kepada saya mengabarkan bahwa ada seorang teman saya menjelek-jelekkan saya di hadapan teman-teman saya yang lain. Terus terang ketika itu saya merasa sangat terganggu dan tidak nyaman. Rasa hormat saya kepada teman tersebut seketika berubah menjadi kebencian, dan itu seperti reflek begitu saja. Saya khawatir saya berdosa karenanya. Sebenarnya, bagaimana seharusnya saya menyikapi teman saya itu? Semoga Allah memberkahi Ustadz

 Binti Abdillah, Jawa Tengah

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Pertama yang harus dipahami bahwa keberadaan tiap-tiap manusia adalah sebagai ujian satu bagi yang lain. Sebagimana Anda diuji dengan keberadaan dan sikap orang lain, begitupun Anda juga menjadi ujian bagi orang lain. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Dan kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar?” (QS. al-Furqan: 20)

Maka yang paling penting adalah bagaimana kita merespon setiap ujian yang datang kepada kita dengan kesabaran. Selain berusaha menempuh usaha yang solutif, jangan sampai pahala luput dari kita sekecil apapun ujian datang menghampiri kita.

Terkait dengan kabar gunjingan yang disampaikan kepada Anda, berarti ada tiga pihak yang terlibat; orang yang menggunjing, pembawa kabar dan Anda sendiri. Untuk masing-masing pihak Anda bisa bersikap dengan sesuatu yang bermanfaat.

Baca Juga: Kencan di Dunia Maya

Bagi Anda sendiri, hadirkan bahwa gunjingan orang itu adalah terkuranginya dosa Anda atau berkurangnya dosa Anda. Maka hal ini menjadikan Anda lega, bahkan bisa saja Anda menyikapi sebagaimana Imam Hasan al-Bahsri berkata di saat menerima kabar yang semisal, “marhaban bil ajr, selamat datang pahala, tanpa berusaha ataupun beramal.” Yah, hanya diam otomatis dosa berkurang atau pahala bertambah, siapa yang tidak lega dengan kabar gembira ini?

Terhadap pelaku ghibah atau orang yang menjelek-jelekkan, Anda bisa mendoakan ia dan juga Anda, sebagaimana sikap Ali bin Husein rahimahullah saat diberi kabar serupa, “Jika memang apa yang ia katakan itu benar, semoga Allah memaafkan saya, dan jika apa yang dikatakannya salah, semoga Allah memaafkan ia.” Yah, memang butuh latihan dan mujahadah utuk bisa menata hati sedemikian rupa.

Adapun terhadap pembawa berita, maka Anda bisa memberi pelajaran kepadanya sebagaimana Imam asy-Syafi’i berkata kepada pembawa berita ghibah, “Apakah setan tidak mendapatkan perantara selain Anda?” Ini merupakan pelajaran beliau supaya pembawa berita sadar, apa yang dilakukannya itu justru akan menanamkan dendam, permusuhan atau setidaknya kegundahan bagi yang mendengar. Semestinya ia menegur pelaku ghibah dan bukan dengan menyampaikan gunjingan yang membuat si korban bersedih.

Semoga Allah memudahkan kita meraih setiap keutamaan, aamiin. (Abu Umar Abdillah/Jarhah/Konsultasi)

 

Tema Terkait: Pertemanan, Ghibah, Konsultasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *