Motivasi

Muslim Itu Haruslah Multi Talenta

Bagi setiap muslim, segala aktivitas adalah ladang pahala. Pengetahuan dan keahlian seakan menjadi alat untuk mengolahnya. Ketika seseorang memiliki pengetahuan dalam banyak hal, juga terampil dalam menciptakan karya-karya kebaikan, itu adalah karunia tiada tara. Untuk yang demikian ini pula semestinya kita berlomba. Seperti pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu syar’i, sekaligus terampil dalam menyebarkan, baik dengan lisan maupun tulisan. Tentunya setelah mengamalkan terlebih dahulu.

Meskipun para sahabat secara umum memiliki prestasi unggulan dalam suatu amal, namun tidak sedikit yang menonjol dalam semua cabang kebaikan. Seperti Abu Bakar ash-Shidiq. Bisa dibilang, beliau adalah pelopor dalam semua lini kebaikan. Hal ini diakui oleh Umar bin Khathab yang dalam beberapa kesempatan mencoba mengungguli Abu Bakar ash-Shidiq. Beliau berkata,

 

لَمْ أُساَبِقْ أَباَ بَكْرٍ إِلَى خَيْرٍ إِلاَّ سَبَقَنِي

“Tidak pernah aku mencoba mengungguli Abu Bakar dalam setiap kebaikan, melainkan beliau selalu mengungguliku.”

Begitupun dengan puteri beliau, Ummul Mukminin Aisyah RA, juga sangat menonjol dalam banyak cabang ilmu. Seperti kesaksian keponakan beliau, Urwah bin Zubier RHM yang juga ulama tabi’in terkemuka, “

 

ماَ رَأَيْتُ أَحَداً أَعْرَفُ باِِلْقُرْآنِ، وَلاَ بِفَرِيْضَةٍ، وَلاَ بِحَلاَلٍ وَلاَ بِحَرَامٍ، وَلاَ بِفِقْهٍ، وَلاَ بِطِبٍّ، وَلاَ بِحَدِيْثِ اْلعَرَبِ، وَلاَ بِنَسَبٍ مِنْ عاَئِشَةٍ.

“Aku tidak melihat seorangpun yang lebih paham dari Aisyah tentang al-Qur’an, juga tentang fara’idh, tentang halal dan haram, tentang fiqih, tentang ilmu kedokteran, tentang bahasa orang Arab maupun nasab.”

Di kalangan tabi’in kita juga mengenal Abdullah bin Mubarak, yang mengisi banyak umurnya di medan jihad. Beliau seorang mujahid yang piawai di medan laga, ahli dalam strategi perang. Hebatnya, beliau juga dikenal sebagai ulama, bahkan dijuluki sebagai amiirul mukminin fil hadits, yakni pemimpin orang-orang mukmin dalam bidang hadits di zamannya.

Baca Juga: Agar Menghafal al-Qur’an Mudah dan Ringan

Di zaman pertengahan, kita mengenal Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang memiliki keahlian dalam banyak bidang. Al-Qadhi Abu Al-Fath bin Daqiq Al-Ied mengatakan: Setelah aku berkumpul dengannya, kulihat beliau adalah seseorang yang semua ilmu ada di depan matanya, kapan saja beliau menginginkannya, beliau tinggal mengambil sekehendaknya.

Karena detailnya pengetahuan terhadap masing-masing cabang ilmu, Kamaluddin bin Az-Zamlakany pernah berkata, “Apabila beliau ditanya tentang suatu bidang ilmu, maka siapa pun yang mendengar atau memerhatikan (jawabannya), akan menyangka bahwa dia seolah-olah hanya membidangi ilmu itu.”

 

Bisakah Kita…?

Jiwa yang mencintai kebaikan akan bertanya-tanya, mungkinkah aku bisa seperti mereka? Lantas, bagaimana caranya? Bukan untuk gagah-gagahan. Namun, agar setiap pengetahuan dan keahlian bisa bernilai keshalihan, juga memiliki peran yang besar untuk Islam dan kaum muslimin.

Untuk mendapatkan multi talenta, beragam bakat, pengetahuan dan keahlian seperti mereka atau tokoh lainnya, tidak cukup hanya melihat prestasi yang telah mereka peroleh. Kita juga musti melihat bagaimana mereka memulai, bagaimana pula mereka berproses untuk itu.

Ada ‘keyword‘, kata kunci yang bisa mewakili upaya yang sudah ditempuh oleh orang-orang yang sukses memiliki multi talenta. Yakni mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya, dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Baca Juga: 3 Tips Islami Cegah Stress

Prestasi apapun yang telah kita raih sekarang, setingkat apapun kemampuan kita hari ini, sebenarnya baru memanfaatkan sekian persen saja dari potensi yang Allah berikan kepada kita. Pun masih banyak waktu terbuang untuk hal-hal yang tak berguna. Sudahkah kita memanfatkan waktu sebagaimana yang dilakukan oleh kakeknya Ibnu Taimiyah? Tatkala hendak masuk WC beliau berkata kepada cucunya sambil menyodorkan buku, “Baca di halaman ini, baca dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya dari dalam.”

Itu tentang waktu. Adapun tentang potensi yang kita miliki, baik berupa pendengaran, penglihatan, hati, akal dan pikiran, seberapa banyak telah kita gunakan untuk mengembangkan potensi? Masing-masing kita mengetahui jawabannya. Masih banyak hal positif yang perlu kita dengar, hal negatif yang harus kita tinggal. Masih banyak persoalan yang masih perlu kita pikirkan dan urusan tak penting yang mestinya kita singkirkan dari angan-angan.

 

Bagaimana Memulai?

Untuk meraih sesuatu yang besar, harus memulai dari yang kecil, lalu secara bertahap meningkatkan pengetahuan dan keahliannya secara kontinyu.

Rumus pertama untuk memulai adalah, mengetahui sedikit, tentang banyak. Yakni mengetahui semua dasar-dasar ilmu dari berbagai cabang ilmu, meskipun belum secara detail. Hendaknya mendahulukan yang penting, mendahulukan yang pokok, dan yang paling wajib dan mendesak untuk di ketahui.

Berikutnya, mengetahui banyak tentang sedikit. Pada tingkatan ini, hendaknya kita mulai mengambil spesialisasi dari ilmu  tertentu, fokus pada keahlian dalam bidang tertentu.

Hakikatnya, setiap manusia memiliki sisi unggul yang berbeda-beda. Baik dalam hal ilmu maupun keahlian. Seperti yang dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah,

إِنَّ اللهَ قَسَمَ اْلاَعْماَلَ كَماَ قَسَمَ اْلأَرْزَاقَ

“Sesungguhnya Allah membagi amal sebagaimana membegi rizki.”

Maka yang penting untuk kita lakukan adalah mendalami dengan seksama, bakat dan keahlian apa yang paling menonjol dari kita. Untuk selanjutnya lebih dipacu untuk dilatih dan dikembangkan. Begitupula dalam hal pengetahuan dan ilmu syar’i.

Setelah kita memiliki spesialisasi ilmu dan keahlian khusus yang memadai, alangkah baiknya jika kita mulai melirik kepada pengetahuan dan keahlian lain. Hendaknya kita tidak tergesa-gesa memvonis diri sendiri, saya hanya bakat dalam satu ilmu tertentu, atau hanya membidangi satu keahlian saja. Hendaknya kita selalu optimis untuk bisa memiliki banyak pengetahuan dan keahlian yang bermanfaat. Ya Allah, berilah manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, dan ajarkanlah kepada kami tentang apa-apa yang bermanfaat bagi kami. Aamiin.

 

Oleh: Abu Umar Abdillah/Motivasi

4 thoughts on “Muslim Itu Haruslah Multi Talenta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *