Kajian

Andai yang Dilantunkan adalah Al-Qur’an

Imam adz-Dzahabi dalam Kitabnya Siyar A’lam an-Nubala’ menceritakan kisah taubatnya Zaadzan Abu Amru al-Kindy, seorang ulama senior di kalangan tabi’in,

“Dari Abu Hasyim berkata, “Zaadzan pernah bercerita, “Dahulu aku adalah seorang pemuda yang memiliki suara merdu dan terampil dalam memainkan thanbuur (semacam gitar-pen). Seperti biasa, aku sedang berkumpul dengan kawan-kawanku, ditemani dengan arak dan khamr, sementara aku mendendangkan lagu dan memetik gitarku untuk kawan-kawanku. Ketika itu, Abdullah bin Mas’ud lewat dan memergoki kami. Serta merta beliau memecahkan botol khamr dan gitar, kemudian berkata, “Andai saja yang diperdengarkan dari merdunya suaramu adalah al-Qur’an…”

(versi lain menyebutkan bahwa yang memecahkan botol dan gitar itu adalah Zaadzan sendiri setelah menyadari keteledorannya-pen)

Setelah Ibnu Mas’ud beranjak pergi, aku bertanya kepada teman-temanku, “Siapakah orang itu?” Mereka menjawab, “Beliau adalah Ibnu Mas’ud, sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.”

Lalu saya memutuskan diri untuk bertaubat, aku mengejar beliau sambil menangis. Aku memegangi ujung bajunya dan berdiri di hadapan beliau, lalu kukatakan, “Demi Allah, aku bertaubat dari apa yang telah kukerjakan dan dari memusuhi Rabbku, aku benar-benar ingin bertaubat!”

Ibnu Mas’ud juga ikut menangis haru dan berkata, “Marhaban, selamat datang sebagai orang yang dicintai oleh Allah ta’ala. Selamat datang sebagai orang yang dicintai oleh Allah.”

(Siyaru A’lam an-Nubalaa’, Imam adz-Dzahabi)

Pada gilirannya, beliau menjadi seorang imam dan qari’ setelah tadinya sebagai pemusik dan penyanyi. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang meriwayatkan hadits.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *