Burhan ShodiqMotivasi

Dakwah, Isi Dulu atau Kemasan Dulu?

Dalam sebuah hadist disebutkan, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Untuk mengamalkan hadist ini terkadang kita dihadapkan pada satu hal yang cukup krusial. Yakni lebih penting manakah, kemasan atau isi. Kadang kita disibukkan pada pembahasan dua hal ini. Bagi beberapa orang, isi sangatlah penting. Menyampaikan isi yang bagus, tentu akan menghasilkan pemahaman yang bagus. Tetapi sebagian lainnya mengatakan, kemasan juga sangat penting. Tanpa sebuah kemasan yang bagus, maka isi akan ditolak mentah-mentah. Bahkan sebelum menyampaikan sudah ditolak duluan.

Isi adalah bagian dari hal yang sangat penting dalam dakwah. Dengan isi yang bagus, maka dakwah akan kena pada sasaran. Menyampaikan apa apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh Ummat. Melihat urgensi dan melihat sisi prioritas yang harus disampaikan. Maka isi yang akan disampaikan harus memerhatikan pada beberapa hal.

Pertama,

Pentahapan. Apakah jamaah di mana anda berdakwah sudah berada pada tahap yang anda butuhkan. Apakah sekiranya jika mereka mendapatkan materi itu tidak kaget dan tidak melakukan penolakan. Sebab jika salah tahapan, maka ummat akan menolak dengan alasan ketidakpahaman mereka. Mereka bukan menolak karena ilmu, tetapi menolak karena nafsu.

Maka pentahapan ini perlu sekali diperhatikan. Jangan sampai salah menilai kondisi umat. Ibarat kata, umat masih pemahaman awal tapi dikasih materi materi yang sudah sangat tinggi. Sehingga mereka tidak siap. Akhlaknya menjadi sangat tidak baik. Baru kenal kajian sebentar sudah berlagak seperti jagoan. Sudah mulai nantang-nantang ulama dan mulutnya berani mencaci dengan akhlak yang tidak islami.

Kedua,

Bobot isian. Apakah isian kajian yang akan anda sampaikan berbobot ataukah tidak. Sebab dari sisi bobot materi kajian akan bisa dinilai bagaimana kajian kita kelak. Jika kajian kita kurang berbobot, maka dakwah kita akan diremehkan. Dianggap tidak serius dalam menyampaikan kebenaran.

Maka soal pengambilan dalil quran dan hadist serta qaul ulama sebaiknya diperhatikan soal rujukannya. Jangan sampai umat menganggap bahwa rujukan yang anda ambil kurang valid dan kurang shahih.

Ketiga,

Soal keseimbangan. Cobalah untuk seimbang dalam menyampaikan materi. Kapan menyampaikan hal hal yang serius dan kapan menyampaikan hal hal yang menjadi bumbu dari materi. Karena tidak mungkin anda menyampaikan kajian dengan serius terus. Ada kalanya perlu ada sebuah intermezo untuk meringankan tensi kajian.

Tiga hal itu nampaknya cukup menarik untuk menjadi pertimbangan kajian anda. Bagaimana anda memperhatikan soal isian kajian anda dengan baik. Karena ibarat tubuh, isian kajian adalah nyawanya. Maka penting sekali untuk selalu memerhatikan soal ini.

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menyampaikan perkara agama dari beliau, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan agama ini sebagai satu-satunya agama bagi manusia dan jin (yang artinya), “Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kusempurnakan bagimu nikmat-Ku dan telah aku ridhai Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3). Tentang sabda beliau, “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”, Al-Ma’afi An-Nahrawani mengatakan, “Hal ini agar setiap orang yang mendengar suatu perkara dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersegera untuk menyampaikannya, meskipun hanya sedikit. Tujuannya agar nukilan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dapat segera tersambung dan tersampaikan seluruhnya.” Hal ini sebagaimana sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir”.

 

Perhatikan Juga Soal Kemasan

Selain soal ini, kemasan juga sangat penting. Perhatikanlah bagaimana anda menyampaikan materi materi anda. Kemaslah materi anda dengan menarik. Jangan sampai materi yang anda sampaikan terkesan monoton dan kaku. Larutlah dengan apa apa yang anda lakukan. Nikmati penyampaikan anda dan jangan merasa canggung atau grogi. Sedikit kesalahan mungkin akan dimaafkan. Tetapi jika anda tidak mempersiapkan dengan baik, kesalahan akan terjadi berulang dan berujung pada penyesalan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam soal mengemas dakwah. Yakni pertama, perhatian siapa pendengar anda. Apakah mereka anak anak atau orang dewasa. Dari sisi ini Anda bisa menetapkan pendekatan kemasan apa yang paling pas buat mereka. Menyampaikan materi dewasa tentu tidak bisa dengan gaya anak anak. Demikian pula menyampaikan materi anak anak tentu tidak bisa dengan gaya orang dewasa. Semua ada caranya.

”Dan tidaklah Kami mengutus Rasulpun kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia dapat menjelaskan kepada mereka. Maha Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki dan Dialah Tuhan Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ibrahim ayat 4)

Diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Abu Dzar r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

Artinya: “Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan dengan menggunakan bahasa kaumnya”.

Kedua, gunakanlah bahasa tubuh yang menarik. Dengan gesture yang menarik akan membuat penyampaian dan kemasan dakwah anda menjadi semakin menarik. Orang akan antusias dengan apa yang anda sampaikan. Sehingga mereka tidak merasa jenuh dan tidak merasa bosan dengan kajian yang anda lakukan.

Jika anda merasa perlu menggunakan lcd maka gunakanlah lcd dengan file powerpoint yang baik dan menarik. Gunakan warna dan desain yang mencolok dan bagus. Jangan sampai anda menyia nyiakan fasilitas yang ada dengan kemasan yang seadanya. Disamping tidak menarik, maka akan membuat resiko jamaah anda bosan dengan apa yang anda lakukan.

Oleh: Ust. Burhan Sodiq/Teori Dakwah

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *