Kasyfu Syubhat

Doa Nurbuat yang Super Hebat

Mungkin di antara kita sering mendengar istilah Doa Nurbuat. Doa ini dipercaya sebagian orang memiliki khasiat yang super hebat. Tergantung tujuan yang dikehendaki, doa ini sering diramu dengan berbagai ritual. Baik dengan puasanya, tahajudnya, atau begadang malam tanpa tidur dan cara-cara yang semisalnya. Untuk satu tujuan ada ritual tambahan tersendiri. Seperti obat yang manjur, untuk mendapat kesembuhan penyakit yang dimaksud, maka diramu dengan unsur-unsur yang lain.

Di antara keampuhan yang diklaim adalah, dapat bertemu dengan Jin, bisa merubah rupa. Konan dengan membacanya saat keluar rumah jugabakal ditakuti oleh musuh. Dieprcaya pula dapat menjadi penjaga rumah dari gangguan jin, sihir, santet dan bahaya lainnya, jika ditulis lalu disimpan di dalam rumah. Dapat memperlihatkan hal-hal yang indah, jika dibaca 100 kali pada malam Sabtu. Bisa awet muda jika dibaca setiap malam Minggu, menjadikan wajah tampak lebih tampan/cantik jika dibaca setiap malam Kamis dan khasiat lain yang Bombastis.

Apa Doa Nurbuat Itu?
Mungkin do’a ini dinamakan dengan “Doa Nurbuat” karena berasal dari kata bahasa Arab Nurun Nubuwwah atau cahaya kenabian. Sebagian orang menyatakan bahwa doa ini berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diajarkan oleh Malaikat Jibril alaihissalam.

Tapi anehnya, doa yang konon memiliki seabrek fadhilah ini tidak disebutkan dalam satu pun kitab-kitab Induk Hadits. Jika ada, sekarang relatif mudah untuk melacaknya dengan mesin pencari hadits. Inilah bunyi Doa Nurbuat yang banyak tersebar di buku-buku,

اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ ، وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ ، وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ ، وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّآمَّاتِ ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ ، عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ ، عَيْنِ الْقُدْرَةِ والنَّاظِرِيْنَ ، وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ ، وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنَ ، وَمَا هُوَ اِلاَّ ذِكْرٌ لِلْعَالَمِيْنَ ، وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ ، وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ ، طَوِّلْ عُمْرِيْ ، وَصَحِّحْ اَجْسَادِيْ ، وَاقْضِ حَاجَتِيْ ، وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ ، وَحَبِّبْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ ، وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَي الْكَافِرِيْنَ ، وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ، اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا ، وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ ، وَلَايَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ، وَسَلَامٌ عَلَي الْمُرْسَلِيْنَ ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin.

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Allah yang mengabulkan do’a Luqmanul Hakim dan mewariskan Sulaiman bin Daud alaihissalam. Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia, panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku, kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia, dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam A.S., orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah: “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”.

Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir.Dan semoga keselamatan bagi para Rasul.Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

Apakah Doa Ini Berasal dari Nabi?
Seseorang boleh berdoa dengan doa yang dikehendaki, baik dengan bahasa Arab maupun bahasa yang dipahami. Akan tetapi, tidak boleh menyandarkan suatu doa atau riwayat sebagai ucapan Nabi tanpa ada bukti yang shahih.
Sebagian, mendasarkan pengamalan doa tersebut dengan sebuah riwayat dari Ibnu Asakir,

“Dari Ali bin Abi Thalib bahwa malaikat Jibril datang pada Nabi yang sedang tampak sedih. Jibril bertanya: Wahai Muhammad, kenapa wajahmu tampak sedih? Nabi menjawab: Hasan dan Husain sedang sakit mata. Jibril berkata: sembuhkan matanya karena mata punya hak. Apakah kamu tidak mendoakan keduanya dengan kalimat-kalimat itu? Nabi bertanya: Kalimat apa? Jibril menjawab, “Bacakanlah

اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطاَنِ اْلعَظِيْمِ ذَا الْمَنِّ الْقَدِيْمِ ، ذاَ اْلوَجْهِ الْكَرِيْمِ ، وَلِيَّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجاَباَتِ ، عَافِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ أَنْفَسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ اْلإِنْسِ

Kemudian Nabi mengucapkan doa tersebut maka Hasan dan Husain langsung dapat berdiri dan bermain di sekitar Nabi. Nabi bersabda, mintalah perlindungan untuk dirimu, istrimu dan anak-anakmu dengan doa ini. [Tarikh Dimasyq no. 9434]
Ternyata, teks doa dalam riwayat tersebut berbeda dengan teks doa nurbuat yang beredar di masyarakat. Sehingga tidak benar jika ada yang berkata doa nurbuat ini berasal dari Nabi dengan dalil riwayat ini. Pun Riwayat ini pun perlu diteliti kembali karena adanya perawi yang bernama Al-Harits Al-A’war dia dinyatakan dha’if oleh para Ulama bahkan dinyatakan tertuduh berdusta, selain itu tertuduh juga sebagai penganut syi’ah Rafidhah.

Secara bahasa, ada kejanggalan pada doa nurbuat yang banyak beredar. Misalnya
[اللَّهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ]. Seharusnya, dibaca [ذَا] bukan [ذِى] dengan huruf ya’. Karena Munada Mudhaf harusnya mansub bukan majrur. Susunan kalimatnya juga tidak sistematis dan tidak memiliki kaitan. Di bagian awal doa, isinya memuji Allah, kemudian tiba-tiba dikutip beberapa ayat dari al-Qur’an.

وَإِن يَكَادُ الذِّينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبصَارِهِم…

“Hampir saja orang-orang kafir hendak menjatuhkanmu dengan pandangan mata mereka.”
Ditambah lagi, ketika doa tersebut dibumbui dengan ritual khusus yang diyakini memiliki keutamaan khusus tanpa didasari dalil yang khusus. Wabillahit taufiq. (Abu Umar Abdillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *