Kajian

Masakan Penyubur Cinta

Ada plesetan pepatah Jawa yang mengatakan “witing tresna jalaran saka kuliner”, jatuh cinta gara-gara masakan. Bukan dari mata, tapi dari lidah  turun ke hati. Seorang lelaki jatuh hati pada seorang wanita karena kesengsem pada masakannya. Ah, yang benar saja, memangnya ada yang seperti itu? Entahlah, mungkin ada, namanya juga plesetan. Redaksi aslinya kan “saka kulina” atau “karena terbiasa” bukan “saka kuliner”. Kalau memang tidak ada lelaki yang jatuh cinta pada wanita saat “cicipan pertama” masakannya, tapi semua percaya bahwa lezatnya masakan bisa menyuburkan cinta pasangan kekasih. Karenanya, dalam resep membangun rumah tangga bahagia, memasak menjadi SKS yang wajib diambil oleh isteri untuk membahagiakan keluarganya.

Sedapnya masakan seorang isteri akan menjadi formula penguat cinta sang suami padanya. Bukankah kesenangan ragawi bagi lelaki kisarannya tak jauh-jauh dari makanan dan wanita? Wanita, dia sudah punya anda, isterinya, tinggal yang satunya. Kalau ternyata anda juga mampu menyuguhkan kenikmatan ini pada suami, alangkah bahagianya dia. Lengkap sudah kenikmatan ragawi di dunia ini. Mata dan hatinya sejuk oleh cantik dan bakti isterinya, dan lidahnya senantiasa dimanjakan oleh sedap masakannya.

Tak hanya suami, masakan seorang ibu juga bisa membuat anak-anaknya cinta mati pada hasil racikannya. Saat mereka jauh, mereka selalu rindu pada cita rasa masakan ibu. Itulah kehebatan masakan. Perlu dicatat, masakan enak tak selalunya yang berbahan daging atau ikan. Enak itu berasal dari paduan bumbu dan cara masak yang baik. Meskipun daging kalau bumbunya tidak sip, rasanya juga tidak akan “mak nyus”.

Karenanya, hendaknya para isteri benar-benar menaruh perhatian soal masakan. Masakan bisa menjadi jurus sakti untuk menyegarkan cinta suami dan anak-anak. Kalau anda terbiasa beli atau dimasakkan pembantu, yah itu tidak dilarang. Barangkali waktu anda banyak tersita untuk mengurus hal lain yang lebih menuntut dan sangat penting. Tapi tidakkah anda tertarik untuk merasakan sensasi pujian suami dan anak-anak pada hasil masakan anda? Dan tidakkah anda cemburu jika mereka malah memuji masakan orang lain?

Persoalan ini akan menjadi makin ‘serius’ manakala suami anda pandai memasak. Biasanya pria tipe ini memiliki sensitivas lidah dan selera yang tinggi. Kalaupun dia tidak pernah mencela masakan anda, tapi anda harus tahu, sebenarnya dia sangat kritis soal rasa. Ini memang kelebihannya, tapi sekaligus kelemahannya. Jika anda berhasil ‘menaklukkan’ lidahnya, anda akan mendapatkan hatinya, insyaallah.

Dapur juga juga bisa menjadi ladang pahala bagi isteri. Dan pahala itu, insyaallah akan diganjarkan pada setiap usaha dan waktu yang anda curahkan untuknya. Bukankah dapur dan kamar mandi adalah tempat yang paling banyak menyita waktu anda? Makanya, berusahalah untuk mendapatkan hasil terbaik dalam setiap masakan agar waktu yang banyak tersita itu tidak sia-sia.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai hal-hal yang tinggi dan paling mulia dan tidak suka pada hal-hal yang remeh.’(HR. ath Thabrani)

Kinerja dan hasil kerja yang berkualitas itu lebih disukai Allah daripada yang ecek-ecek karena dilakukan sekenanya. Masakan yang diolah dengan hati, cinta dan kesungguhan akan menghasilkan cita rasa istimewa yang disukai keluarga dan maksimal pahalanya.

Sarapan pagi yang sedap akan membuat hati senang dan mood lebih oke. Semangat kerja suami pun meningkat dan anak-anak juga tambah semangat di sekolah. Dan makan malam yang nikmat akan membuat hati bertambah nyaman, istirahat pun tenang. Yang seperti ini mungkin dianggap remeh, padahal semua ini adalah faktor yang memberi andil besar bagi langkah-langkah mereka menuju kesuksesan. Orang percaya bahwa dibalik setiap lelaki sukses dan anak-anak yang berprestasi, ada isteri dan ibu yang senantiasa memberikan yang terbaik yang dimilikinya untuk mendukung mereka. Andalah pahlawan tanpa tanda jasa itu. Tidak ada tropi untuk anda. Tapi senyum bahagia suami dan anak-anak atas prestasi dan kesuksesan yang mereka raih karena dukungan anda adalah tropi yang jauh lebih membahagiakan dari sekedar plastik berbentuk piala.

Ah, sampai segitunyakah? Yah kalau tidak percaya, buktikan saja sendiri.

Satu lagi manfaat dari memasak, maksudnya memasak sendiri. Anda dapat menghemat uang belanja dengan mengatur belanja harian. Jika pandai mengatur, memasak sendiri bisa lebih hemat daripada beli masakan jadi. Apalagi jika mujahid-mujahidah kecil anda sudah lebih dari tiga. Kalkulasinya tetap akan lebih hemat memasak sendiri daripada beli jadi. Bahan-bahannya lebih murah, atau bahkan dari kebun, dari tetangga atau lainnnya. Memang lebih repot dan bikin capek, tapi disitulah seni dan berkahnya. Lebih dari itu, anda juga bisa menjaga keluarga dari bahan-bahan berbahaya dalam makanan; penyedap yang berlebihan, pewarna dan pengawet. Masakan yang dijual biasanya hanya yang penting enak dan menarik tanpa memperhatikan kesehatan. Tuh kan, memasak bukanlah kerjaan sembarangan. Besar andilnya, besar pula nilai dan pahalanya.

Nah, bulan ini kita akan bertemu Iedul Adha. Ada tantangan kuliner bagi ibu-ibu yaitu memasak daging kurban. Lezatnya masakan anda akan menjadi isu sentral pada hari raya ini. Makanya, siapkan resep-resep paling enak yang anda miliki dan buktikan bahwa anda adalah isteri dan ibu sejati. Wallahu a’lam. (aviv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *