Motivasi

Mulianya Perempuan Dalam Islam

Dengan ke maha sempurnaan Allah Azza wa Jalla, Ia menciptakan kaum perempuan dengan penuh keelokan dan kelebihan. Sampai kaum adam harus tertunduk takluk ketika berurusan dengan satu makhluk indah Allah satu ini. Sebut saja misalnya dalam syariat Islam, lelaki hanya perlu menutup pusar sampai lututnya untuk menutupi auratnya, sedangkan perempuan diberikan kelebihan untuk menutup segenap anggota badannya kecuali hanya muka dan telapak tangan.

Dalam berbakti, seorang anak dituntut 3 kali lebih berdedikasi kepada ibunya daripada ayahnya. Hal ini membuktikan betapa istimewa kedudukan wanita dalam agam Islam. Islam menjaga wanita, memuliakan dengan beberapa syariat yang tidak dibebankan pada kaum pria dan memudahkan jalannya untuk ke surga hanya dengan berbakti pada seorang lelaki yaitu suaminya. 

Perlakuan Pada Perempuan Sebelum Islam

Para wanita muslimah di sekeliling Nabi adalah para wanita yang sangat beruntung. Mereka mampu keluar dari peradaban binatang yang dilestarikan oleh orang-orang musryik jahiliyah arab. Mereka merdeka dengan sebenar-benar merdeka dari deskriminasi terhadap kaum wanita. Betapa tidak, bila sedikit menengok tatacara orang-orang arab sebelum Islam datang, mereka memperlakukan wanita bak binatang yang tidak memiliki harga diri. Saat usia menginjak dewasa dan dirasa sudah pantas untuk menikah, para orangtua membuka pintu rumah selebar-lebarnya dan memberikan tanda di depan rumah untuk memancing para lelaki agar datang dan menggauli anak gadisnya.

Baca Juga: Bila Wanita Melamar Pria

Tidak hanya satu pria yang bisa menikmatinya tapi bahkan sepuluh atau lebih orang yang datang dan melakukannya. Sehabis bunting dan si wanita melahirkan, ia berhak memilih sesuka hati pria manakah yang ingin ia jadikan pasangan hidup.

Para suami dengan sadar dan bangga menyuruh istrinya untuk pergi ke tempat seorang lelaki yang memiliki pangkat atau ketampanan agar ia disetubuhi. Si suami tidak akan menyetubuhinya sampai benar-benar jelas bahwa bayi yang dikandung lantaran pria lain. Hal ini biasa dilakukan untuk mendapatkan bibit unggul dan memperbaiki keturunan.

Belum lagi, bila ternyata si wanita melahirkan bayi perempuan, tak segan-segan suami menguburnya hidup-hidup. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl: 58

“Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, menjadi merah padamlah mukanya dan dia sangat menahan (marah, sedih, malu). Ia lalu menyembunyikan diri dari banyak orang lantaran buruknya berita yang disampaikan kepadanya. (Tiada pilihan lagi baginya selain) tetap memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau menguburkannya hidup-hidup). Ketahuilah betapa buruknya keputusan yang mereka ambil.”

Demikian tradisi masyarakat jahiliyah arab yang sangat mengesampingkan kaum wanita. Mereka sangat menghinakan kaum wanita karena dianggap momok yang membuat malu dan sedih. Selain masyarakat arab, orang-orang Kristen Eropa banyak yang menganggap wanita adalah sumber dosa dan yang membuat kaum pria masuk neraka. Olehnya hubungan suami-istri sangat tercela dan perbuatan kotor yang harus dihindari, meskipun dengan cara yang benar (pernikahan).

Beberapa hal tersebut diataslah yang membuat wanita menyuarakan emansipasi dan kesama-rataan hak dan kewajiban hingga saat ini.

Islam Memosisikan Wanita Pada Tempatnya

Setelah berlalu ratusan tahun lamanya kejahiliyahan tersebut, datanglah agama Islam yang memberikan kemerdekaan bagi kaum wanita. Islam memberi posisi strategis bagi wanita. Tersebut beberapa wanita mulia dalam Islam. Mereka adalah para istri Nabi Muhammad dan putri-putri beliau. Mereka senantiasa menjaga kemuliaan yang sepantasnya dilakukan oleh kaum wanita. Tidak sekalipun mereka merasa di sudutkan,  karena agama Islam menempatkan mereka pada posisi dan porsi yang memang sudah menjadi kodrat wanita.

Baca Juga: Hukum Jihad Bagi Wanita

Andai sampai hari ini agama Islam tidak ada, apa yang terjadi pada kaum wanita. Mereka akan selalu di intimidasi dan mendapatkan deskriminasi dari kaum pria, bahkan suami mereka sendiri. Mereka diperlakukan seperti binatang ternak yang harus patuh pada pemiliknya, bila tidak, ia akan dicambuk dan disiksa.

Maha suci Allah dengan segala ketetapnnya yang adil, berimbang dan sesuai dengan kodrat manusia. (Nurdin/Wanita/Motifasi)

 

Tema Terkait: Islam, Wanita, Jahiliyyah

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *