Burhan Shodiq

Pemuda Juang di Era Kekinian

Tantangan dakwah semakin besar. Anak anak muda harus mulai belajar berkontribusi untuk mengambil peran. Kemiskinan, kebodohan dan pemurtadan nampak di depan mata. Jika tidak segera ditanggulangi, maka akan merembet menjadi masalah yang besar.

Alhamdulillah mulai muncul kesadaran kolektif di kalangan anak-anak muda. Mereka mulai sadar bahwa ada yang salah dengan kehidupan mereka. Ada kekuatan besar yang mencoba mengarahkan mereka pada keburukan. Tayangan televisi, media sosial dan budaya internasional menjadikan mereka menjadi abai terhadap agama.

Wal hasil hidup mereka menjadi terlunta-lunta jauh dari agama. Titik kritis ini yang akhirnya menjadi titik balik kehidupan mereka ke depan. Mereka menjadi lebih tertarik pada islam dan apa apa yang membuat mereka menjadi semakin nyaman dalam kehidupannya.

Kembalinya mereka kepada Islam ini menjadi sebuah fenomena menarik di kota kota besar. Beberapa menjadi sosok yang sangat agamis. Mengenal Allah, Rasulullah dan agama ini. Lalu mereka menyibukkan diri dengan studi dan kajian islam. Sayangnya, sisi juang mereka lemah. Hanya berfokus pada soal keilmuan tetapi tidak mencoba berpikir untuk melawan sebuah kezaliman.

Hasilnya bisa kita lihat. Anak-anak muda tidak begitu peduli pada perjuangan melawan penindasan, tetapi lebih peduli pada sisi keilmuan. Mata mereka lebih tajam pada sebuah kesalahan saudara daripada kepada kebengisan musuh-musuh agama. Mereka selalu menganggap musuh agama sebagai bagian dari takdir. Sementara kesalahan saudara seiman dianggap sebagai musibah besar.

Belum pernah ada studi jelas soal apakah kondisi seperti ini sengaja disetting oleh musuh atau tidak. Sebab jika kondisi ini dibiarkan maka kita akan kehilangan sisi juang kaum muslimin terutama anak-anak mudanya. Padahal mereka punya sisi penting dalam kehidupan juang kaum muslimin. Banyak ulama sudah menjelaskan sisi strategis anak muda dalam perjuangan.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baazz rahimahullau Ta’ala berkata, “Pemuda di setiap umat adalah tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan. Karena mereka memiliki kekuatan yang produktif dan kontribusi (peran) yang terus-menerus. Dan pada umumnya, tidaklah suatu umat akan runtuh, karena masih ada pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat yang membara.”

“Musuh-musuh Islam telah mengetahui fakta ini. Mereka pun berusaha merintangi jalan para pemuda muslim, mengubah pandangan hidup mereka, baik dengan memisahkan mereka dari agama, menciptakan jurang antara mereka dengan ulama dan norma-norma yang baik di masyarakat. Mereka memberikan label yang buruk terhadap para ulama sehingga para pemuda menjauh, menggambarkan mereka dengan sifat dan karakter yang buruk, menjatuhkan reputasi para ulama yang dicintai masyarakat, atau memprovokasi penguasa untuk berseberangan dengan mereka.” (Fatwa Syaikh Ibnu Baaz, 2/365).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pemuda muslim memiliki peran penting dan posisi strategis, untuk membangkitkan mereka agar berperan sesuai dengan apa yang diharapkan dari mereka, dan agar menjadi penjaga bagi agama mereka (Islam) terhadap apa yang hampir (mengenai kepadanya).

Oleh karena itu, ‘mengetahui persoalan’ adalah bagian dari soal penting yang harus dipahami pemuda. Jangan sampai mereka semangat beramal tetapi mereka tidak paham mau beramal apa. Jangan sampai mereka ingin berkontribusi tetapi mereka tidak tahu ingin berkontribusi dalam hal apa.

Mereka tidak tahu prioritas apa yang paling baik. Tidak mengerti amal apa yang paling penting. Tidak paham kontribusi apa yang paling dibutuhkan. Ibarat kata, ada orang sakit jantung. Tetapi orang ini selain sakit jantung juga sakit kulit. Saat terjadi serangan jantung, ia justru sibuk memerhatikan sakit kulit si penderita bukan malah sibuk memerhatikan serangan jantungnya. Inilah sebuah kesalahan yang fatal.

Ibnu Qayim meyebutkan dari 6 langkah setan memerdaya manusia, ada salah satu langkah setan yakni menjadikan manusia bingung dengan prioritas amalnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa yang paling baik. Bingung tidak paham apa yang paling dibutuhkan.

Maka anak anak muda juang harus memahami soal ini. Apa yang paling dibutuhkan oleh ummat itulah yang harus dilakukan pertama kali.

Banyak studi dan penelitian mengungkap ada masalah masalah besar umat ini yang harus diperhatikan.

Ada yang mengatakan bahwa problema umat Islam yang paling mendasar adalah konspirasi musuh-musuh Islam. Musuh musuh yang senantiasa memusuhi umat ini. Yaitu orang-orang kafir dan kemenangan orang kafir atas kaum muslimin. Maka solusi yang dibutuhkan adalah mempelajari strategi-strategi orang-orang kafir, perkataan dan penegasan mereka lalu berjuang sekuat tenaga untuk mematahkannya.

Studi yang lain menyebutkan bahwa permasalahan kaum muslimin yang paling pokok adalah berkuasanya para pemimpin yang zalim di berbagai negeri kaum muslimin. Maka solusi yang perlu diusahakan adalah berupa upaya menggulingkan pemerintahan yang ada dan mengembalikan kejayaan Islam di dunia.

Sementara itu, ada pula studi yang menyebutkan, bahwa masalah kita yang paling pokok adalah perpecahan kaum muslimin. Oleh karenanya solusi tepat adalah menyatukan kaum muslimin sehingga kaum muslimin unggul dalam kuantitas. Sehingga kejayaan Islam akan kembali terwujud menjadi bagian dari yang akan diusahakan.

Studi lain mengatakan bahwa penyakit akut umat ini adalah meninggalkan jihad sehingga obat penyakit ini adalah mengibarkan bendera jihad dan menabuh genderang perang melawan orang-orang kafir. Maka mengusahakan bangkitnya semangat jihad menjadi hal yang sangat penting. Menggelorakan semangat mereka untuk kembali memerjuangkan islam dengan harta, nyawa dan waktunya.

Sedangkan studi lainnya mengatakan bahwa problema umat Islam ini adalah karena masih banyaknya kaum muslimin yang berada di bawah garis kemiskinan. Maka solusinya adalah untuk memperbaiki ekonomi kaum muslimin. Membuat program program yang berkelanjutan dan bisa menaikkan taraf kehidupan masyarakat muslim di dunia.

Di sisi lain, ada studi yang mengatakan bahwa bahwa problema umat Islam adalah karena belum adanya khilafah islamiyah. Sehingga solusi yang diusahakan adalah menegakkan khilafah Islamiyah. Menjadikan kaum muslimin memiliki satu kepemimpinan yang nyata.

Lihatlah, betapa banyak prioritas amal yang bisa dikerjakan. Jangan sampai anak anak muda juang malah kebingungan mau melangkah kepada aspek apa. Jangan sampai waktu dan tenaga terbuang untuk sesuatu yang tidak ada priortas padanya. Karena hal itu akan membuat kita lelah dan lemah dalam semangat.

Pentingnya Menempa Diri

Seorang pemuda juang harus senantiasa waspada dan menempa dirinya. Mengingat banyaknya halangan dan rintangan yang ada di depan matanya. Kalau dia tidak kuat, maka akan mudah jatuh dan lumpuh. Tidak mampu mengatasi persoalan dan mudah tersungkur pada kekalahan.

Pemuda muslim jangan hanya mengikuti perasaan dan semangatnya saja. Hendaknya dia berjalan meniti jalan hidayah di atas bimbingan para ulama terpercaya dan para pakar yang luas ilmunya dan memiliki banyak pengalaman yang bermanfaat.

Hendaklah para pemuda mengikuti nasihat mereka, dan bertindak berdasarkan musyawarah bersama mereka. Sehingga setelah itu diharapkan mereka lebih banyak memberikan manfaat kepada umat dan agamanya. Hal ini juga lebih melindungi dari propaganda terhadap para pemuda untuk membelokkan mereka dari kebenaran, dan juga lebih menyebar-luaskan cahaya kebenaran di muka bumi.

Jangan sampai pemuda juang jauh dari bimbingan ulama. Mereka ibarat anak-anak ayam yang jauh dari induknya. Tidak punya arahan hidup dan terbiasa dengan kebingungan yang menyiksa. Maka tugas besar kita adalah mendekatkan anak anak muda kepada ulama ulama yang shalih.

 

Oleh: Ust. Burhan Shadiq/Dakwah

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *