Fadhilah

Sedekah Persendian

Ketika menulis makalah ini, istri saya baru sembuh dari penyakit cikungunya. Yang dirasakan ketika itu, tiba-tiba tubuh terasa kedinginan tapi badan demam tinggi hingga kadang mencapai 39 derajat celcius dan diikuti dengan rasa linu di seluruh persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.

Subhanallah, begitu mahalnya nilai kesehatan. Mestinya kita banyak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kesehatan pada semua persendian yang kita miliki. Rasulullah memerintahkan kepada kita agar mensedekahi setiap persendian tersebut  tiap hari, sebagai rasa syukur terhadap nikmat ilahi.

  كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ

“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat hadits dalam shahih Muslim bahwa tubuh kita ini memiliki 360 persendian.

“Sesungguhnya setiap manusia yang diciptakan memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim)

Dr. Abdul Basit, selaku Kepala Al-Majma’ al-‘Ilmiy li Hai’atil I’jazil ‘Ilmiy fil Qur’anil Karim was Sunnah  (Lembaga Riset Mukjizat Ilmiah Al Qur’an dan Sunnah Mesir) menyampaikan bahwa sampai tahun 2006 secara ilmiah baru diketahui bahwa tubuh manusia terdiri atas 340 persendian. Hingga ilmuan Jerman Scheinin berhasil menemukan 10 persendian lain yang tersusun di dalam telinga di sebelah kiri otak, yang berarti terdapat 10 persendian serupa di sebelah kanan otak. Dengan demikian total jumlah persendian mencapai 360 persendian. Itulah mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi saw yang bisa dibuktikan secara sains.

Cukup dua raka’at Dhuha

Jika demikian, lantas dengan cara apa kita bersedekah sedang jumlah sendi kita sebegitu banyaknya?

Rasulullah saw menjelaskan tentang amalan yang bisa dikategorikan sedekah:

“Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang yang bersengketa adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah ”.

Akan tetapi, untuk melakukan semua kewajiban tersebut, sepertinya sulit bagi kita untuk mengerjakannya. Para sahabatpun merasa keberatan jika setiap hari harus bersedekah untuk setiap persendian yang dimilikinya dengan cara mengerjakan berbagai macam amalan ketaatan. Allah Yang Maha Pemurah sangat memahami kemampuan dan kondisi hamba-Nya. Melalui lisan Rasul-Nya, Alloh memberikan solusi yang begitu simpel:

“Jika kamu tidak mampu mengerjakannya maka dua rakaat Dhuha bisa menggantikan kewajibanmu tersebut.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Ibnu Daqiq Al ‘Ied mengatakan,“Maksudnya, semua shadaqah yang dilakukan oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan dua raka’at shalat Dhuha, karena shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang mengerjakan shalat, maka setiap anggota badan menjalankan fungsinya masing-masing. ”

Kapan dikerjakan?

Shalat Dhuha bisa dikerjakan setelah terbitnya matahari sekira setinggi tombak hingga menjelang matahari tergelincir (zawal). Syekh Ibnu Utsaimin merincinya: diawali  setelah matahari terbit seukuran tombak, yaitu sekitar dua belas menit sampai lima belas menit setelah terbitnya matahari (karena ada larangan shalat ketika matahari terbit). Sedangkan akhir waktunya adalah sekitar sepuluh menit sebelum tergelincirnya matahari (masuk waktu dhuhur).

Boleh mengerjakannya sebanyak dua, empat , enam, atau delapan rakaat, atau lebih, tanpa ada batasan tertentu. Inilah yang dirajihkan oleh Syekh Ibnu Utsaimin dalam pernyataan beliau, “Yang benar adalah bahwasanya tidak ada batas untuk banyaknya, karena Aisyah berkata,

“Rasulullah saw dahulu melakukan shalat Dhuha sebanyak empat rakaat, dan beliau menambahnya sebanyak yang beliau inginkan.” (HR. Muslim)

Cara melaksanaannya dengan dua rakaat salam dua rakaat salam, berdasarkan keumuman sabda Rasulullah saw :

“Shalat malam dan siang adalah dua rakaat dua rakaat.” (HR. An Nasai, dishahihkan oleh Al Albani).

Memperlancar rizki?

Ada satu hadits yang dijadikan dalil oleh sebagian orang untuk mengaitkan antara shalat Dhuha dengan pintu rezeki.

Dari Abu Darda’ atau Abu Dzar, dari Rasulullah saw, bahwa Allah ‘azza wa jalla berfirman:

ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Wahai Bani Adam, shalatlah untuk-Ku pada awal siang hari empat rakaat, niscaya Aku cukupkan untukmu di akhir siang” (HR. Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh Al Albani)

Ulama berbeda pendapat tentang 4 rakaat di awal siang yang dimaksudkan ‎di hadits ini. Ada yang mengatakan: shalat Dhuha, ada yang berpendapat: shalat ‎isyraq, dan ada juga yang mengatakan: shalat qabliyah Subuh ditambah shalat Subuh. ‎

Sedang kalimat ’Aku cukupkan untukmu’ menurut sebagian ulama’ mengandung beberapa kemungkinan: Aku cukupkan dirimu sehingga terhindar dari kecelakaan dan segala musibah, atau Aku cukupkan dirimu dengan diberikan penjagaan dari dosa dan ampunan terhadap perbuatan dosa yang dilakukan di hari itu, serta Aku cukupkan dirimu dalam segala hal.

Jadi, hadits tersebut tidak secara tegas menunjukkan bahwa shalat Dhuha membuka kunci pintu rezeki. Namun salah satu makna dari Aku cukupkan dirimu adalah akan Aku cukupkan dari segala hal, salah satu kemungkinannya, dicukupkan rizkinya, insyaallah. Tentunya jika dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunah Rasulullah. Wallahu a’lam.

Ada manfaat lain yang akan kita raih jika rajin mengerjakan shalat Dhuha.

“Tidaklah menjaga shalat Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib).

Imam Nawawi rhm berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan, maknanya adalah orang yang kembali taat”

Itulah serangkaian keutamaan dan pahala bagi mereka yang menghiasi harinya dengan shalat Dhuha. Selain manfaat yang kita dapat, sejatinya kitapun telah mengerjakan salah satu wasiat Rasulullah saw. Abu Hurairah ra berkata:

“Kekasihku saw telah berwasiat kepadaku dengan tiga hal, “Puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha dan agar aku melakukan witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

Maka amat disayangkan jika satu hari berlalu tanpa kita hiasi dengan mengerjakan shalat Dhuha. Wallahul Musta’an. [abuhanan]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *