Biah

Yahudi dan Runtuhnya Khilafah

Juli lalu, di tengah kisruh pelarangan ormas yang konsisten meneriakkan khilafah, kita diingatkan dengan satu negara di dunia yang sangat terkait dengan keruntuhan khilafah Utsmaniyah. Israel.

Pendirian negara israel dan khilafah Islamiyah adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Daulah Utsmaniyah dibawah kekuasaan Sultan Abdul Hamid merupakan perintang terbesar gagasan pendirian Israel.

Mereka mengiming-imingi dengan berbagai imbalan yang ditolak tegas oleh sultan Abdul Hamid. Kalimatnya yang sangat masyhur, “sesungguhnya, andaikata tubuhku disayat dengan pisau atau salah satu anggota badanku dipotong maka itu lebih aku sukai daripada aku perkenankan kalian tinggal di bumi palestina yang merupakan negara kaum muslimin. Sesungguhnya bumi palestina telah direbut dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dapat dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sesungguhnya Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada Agama Islam selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah leluhurku dengan aib ini. Simpanlah uangmu itu Hertzl. Jika Abdul Hamid telah mati maka kalian akan mendapatkan negeri Palestina dengan Cuma-Cuma.”

Baca Juga: Khilafah dan Syariat Islam, Dua Pondasi Inti

Sejak penolakan tersebut, kekuatan lobi Yahudi mulai bermain keras. Mereka berupaya membunuh sultan Abdul Hamid. Mereka datang dengan sebuah mobil berisi bahan peledak dan meletakkanya disamping mimbar tempat sultan Abdul Hamid shalat. Alhamdulillah, Allah menyelamatkan nyawa Sultan Abdul Hamid.

Setelah rencana itu gagal mereka “membeli” satu persatu orang yang yang berada disekitar sultan. Media mereka kuasai untuk menumbuhkan sikap anti kepada kepribadian muslim. Setelah itu mereka mulai membangkitkan gerakan anti sultan Abdul Hamid II. Salah satu yang mengambil peran besar adalah gerakan pemuda yang diasuh oleh zionis. Agenda utamanya adalah menentang dan dan memberontak kepada sultan Abdul Hamid. Setelah itu mereka melakukan gerakan masif dan mengklaim diri telah menguasai sebagian besar kekuatan militer, temasuk pemimpin tertingginya, Mustafa Kamal Ataturk.

Pada tahun 1928 mereka berhasil meruntuhkan khilafah dan ditegaskan bahwa negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama.

1948 israel diakui sebagai negara merdeka di tanah umat Islam, Palestina. Israel menjadi negara Yahudi satu-satunya didunia. Meskipun dikenal sebagai negara demokrasi modern, Israel tetap mengaitkan eksistensinya dengan teks-teks agama Yahudi. Meskipun memang dalam pemerintahan teks-teks keagamaan Yahudi bukanlah pertimbangan utama, tetapi seringkali hanya dimanfaatkan untuk kepentingan negara. (Redaksi/Terkini

 

Tema Lainnya: Khilafah, Yahudi, Sekulerisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *