Berlindung Dari Siksa Kubur Dan Panasnya Api Neraka

Awalnya tiada, tak bernyawa kemudian Allah mewujudkan dan menghidupkannya, kemudian Allah binasakan semua dan kembali menghadapNya. Kebahagiaan dan keberuntangan bagi yang kembali dan menghadap dengan selamat, diawali dengan keselamatan di kubur, mendapat kenikmatan sehingga setelahnya akan lebih mudah dan lebih nikmat. Sebaliknya kesengsaraan dan kerugian bagi yang tidak selamat dari adzab kubur, maka setelahnya akan lebih berat darinya.

Suatu ketika ‘Aisyah Radhiallahu’anha berkata,

Seorang wanita Yahudi menemuiku dan berkata; ‘Adzab kubur itu bisa terjadi karena air kencing, aku pun berkata; ‘Kamu berdusta! ‘ dia (wanita yahudi) berkata; ‘Benar, bahkan jika salah kami siap untuk memotong kulit dan pakaian kami. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar hendak shalat, beliau mendengar suara kami yang keras, maka beliau bertanya: ‘Ada apa ini? Lalu aku memberitahu apa yang dia(wanita Yahudi) katakan, Nabipun bersabda: ‘dia itu benar. Maka setelah itu beliau tidaklah melaksanakan shalat kecuali beliau mengucapkan di akhir shalatnya:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَرَبَّ إِسْرَافِيلَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ حَرِّ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Allahumma Rabba Jibra’il Wa Mikaa’iil Wa Rabba Israafiil A’uudzu Bika Min Harrin Naari Wa Min Adzaabil Qabri” (Ya Allah pemelihara Jibril dan Mikail dan Israfil, lindungilah aku dari panasnya api neraka dan adzab kubur). (HR. An Nasai)

Mencipta, Menghidup Dan Mematikan Serta Membangkitkan

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memulai doanya dengan kalimat Allahumma Rabba Jibraila wa mikaila wa Rabba Israfila, meminta kepada Allah dengan RububiyahNya serta penguasaan Allah atas malaikat-malaikat yang mulia, Allah lah yang menciptakan dan mewujudkan sesuatu dari tiada kemudian ada, dari suatu yang mati menjadi suatu yang hidup.

Tiga malaikat yang disebut Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memimiliki tugas yang mulia, malaikat Jibril ‘alaihissalam bertugas menyampaikan wahyu yang dengan wahyu ini hati seseorang akan hidup dan mendapat hidayah. Malaikat Mikail bertugas terhadap hujan dan tumbuhan, sehingga hiduplah bumi dan hewan-hewan. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, sehingga alam kembali hidup, setiap ruh menyatu dengan jasadnya.

Wahyu dibacakan dan orang-orang telah mendengarkannya bahkan Allah melimpahkan rahmatNya dengan makanan dan minuman yang didapat dari hewan dan tumbuhan, kemudian mereka dimatikan dan kemudian dibangkitkan

Berlindung Dari Adzab Kubur

kubur menjadi pintu pertama menuju akhirat, bisa jadi menuju surga atau menuju neraka. Makanya Utsman bin Affan radhialahu’anhu menangis hingga jenggotnya basah ketika disebutkan perihal kubur kepadanya, dan tidak menangis ketika disebutkan surga dan neraka. Ketika ditanya, Utsman berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kubur adalah persinggahan pertama dari (persinggahan-persinggahan) akhirat. Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’ (HR. Nasai dan Ibnu Majah)

Siksa kubur bisa disebabkan karena kencing sebagaimana asbabul wurud dari doa dalam hadits ini. Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan, kemudian beliau bersabda, “Keduanya sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan dari suatu yang besar(menurut keduanya).” Lalu beliau menerangkan: “Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing (tidak berhati-hati terhadap najis kencing), sementara yang lain disiksa karena suka mengadu domba.” (HR. bukhari dan Muslim)

Gelap, sempit dan menghimpit, bahkan siksaanya mengerikan, itulah mengapa Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berdoa di akhir shalat, untuk berlindung dari adzab kubur.

Berlindung Dari Panasnya Neraka

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengupas kulit kepala.” (QS. Al-Ma’arij: 15-16)

Dalam firmanNya yang lain;

“Maka takutlah kalian kepada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan.” (QS. Al-Baqarah: 24)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memberikan penjelasan yang membuat kita takut akan tersentuh oleh api neraka, yaitu dengan api yang ada pada kita hari ini;

“Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam hanyalah 1 bagian dari 70 bagian dari panasnya api Jahannam. Mereka berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, api di dunia ini saja sungguh sudah cukup (untuk menyiksa).” Maka beliau bersabda, “Maka sesungguhnya api jahannam dilebihkan 69 kali lipat panasnya, dan setiap bagiannya (dari 69 ini) mempunyai panas yang sama seperti api di dunia.” (HR. Al-Bukhari no. 3265 dan Muslim no. 2843)

Seorang Tidak akan tahan meski hanya dalam hitungan detik untuk bersentuhan dengan api neraka jahannam, sampai sampai neraka jahannam pun mengadu kepada RabNya seraya berkata, “Wahai Rabku, sebagianku (api) saling memakan satu sama lain”. Maka neraka diizinkan untuk berhembus dua kali. Satu kali pada saat musim dingin dan satu kali lagi pada saat musim panas. Maka hawa panas yang kamu rasakan merupakan hawa panas dari hembusan api neraka dan hawa dingin yang kamu rasakan merupakan hawa dingin dari zamharir (hawa dingin) neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allahumma Rabba Jibra’il Wa Mikaa’iil Wa Rabba Israafiil A’uudzu Bika Min Harrin Naari Wa Min Adzaabil Qabri

 

Berlindung Dari Empat Hal

Diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrod, Bahwa Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wasallam memeritahkan para sahabatnya ketika itu, dan kepada kita semua saat ini, supaya berlindung dengan Allah dari empat hal. Beliau bersabda :

اسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ جَهَنَّمَ اسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ اسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّال اسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَات

“Berlindunglah kalian dengan Allah dari Neraka jahannam, dari Adzab kubur, dari fitnah masihid dajjal dan fitnah kehidupan serta kematian.”

Doa ini diajarkan Rasul kepada sahabat-sahabatnya seperti beliau mengajari mereka al qur’an, maka lafadznya pun diajarkan secara jelas, yaitu sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian tasyahud, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dan berdoa “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal).”

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum bacaan doa ini dalam shalat, Kebanyakan Ulama berpendapat bahwa hukumnya sunnah, jadi bila ditinggalkan tidak membatalkan shalat. Namun ada juga ulama yang berpendapat bahwa doa ini hukumnya wajib, dan tidak sah shalat seseorang bila tidak membaca doa ini sebelum salam, beliau adalah Thawus Rahimahullah, salah satu kibar tabi’in yang memerintahkan putranya untuk mengulang shalatnya bila tidak membaca doa ini (Syarh Riyadhus shalihin, kitabul Adzkar, 1/1628) atau ini dilakukan Thawus Rahimahullah untuk mengajarkan anaknya supaya tidak meremehkan dan meninggalkannya, sehingga kehilangan dari mendapatkan keberkahan dan pahala doa ini, wallahua’alam.

Maka, hendaknya kita pelajari dan pahami maknanya serta selalu mendoakannya dalam sholat, karena banyak kebaikan yang terkandung di dalamnya, juga karena Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memerintahkannya, atau mengingat ada sebagian ulama yang berpendapat batal shalatnya bila meninggalkan doa ini.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam meskipun sudah terjaga dari ke empat hal tersebut tetap mendoakan di akhir shalatnya sebelum salam, hal ini sebagai pengajaran dan pensyariatan kepada umatnya dan untuk melazimi rasa khouf, merasa butuh kepada Allah dan mengagungkanNya.
Takut akan adzab Neraka dan siksa kubur, dan selalu merasa butuh kepada Allah untuk dijaga dari keduanya, inilah gambaran kengeriannya;

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. al-Ghosyiyah [88]: 6-7), “…diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya..” (QS. Ibrohim [14] 16-17), “..Paling ringan siksaannya adalah orang yang mengenakan sepasang sandal dengan tali dari api neraka, lalu dengan itu maka mendidihlah otaknya sebagaimana mendidihnya air dalam bejana.” (HR. Muslim), “Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).” (QS. Al-A’raf: 41), “..yang kadar panas Api neraka dilebihkan atas api dunia dengan enam puluh sembilan bagian, yang setiap bagiannya sama dengan panasnya api dunia.” (HR. Bukhori dan Muslim). “..Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. an-Nisa’ [4]: 56) Sallim sallim ya Rab..
Sebelum di neraka pun telah tsabit dari Rasul, bahwasanya di kubur juga ada adzab dan siksa. Yang tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat “..akan di dipukul keras dengan palu dari besi. Menjeritlah ia dengan satu jeritan yang didengar oleh semua yang berada di sekitarnya, kecuali jin dan manusia.” (HR. Bukhari), “Gelarkanlah untuknya alas tidur dari api neraka, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu ke neraka. Maka panas dan uap panasnya mengenainya. Lalu disempitkan kuburnya sampai tulang-tulang rusuknya berimpitan. Kemudian datanglah kepadanya seseorang yang jelek wajahnya, jelek pakaiannya, dan busuk baunya. Dia berkata: ‘Bergembiralah engkau dengan perkara yang akan menyiksamu…Maka dia berkata: ‘Wahai Rabbku, jangan engkau datangkan hari kiamat’.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Ternyata tidak saja di alam barzah dan akhirat cobaan kita dapat, bahkan di dunia pun kita mendapatkan fitnah-fitnah, yaitu fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Fitnah kehidupan berputar pada dua hal, pertama adalah kejahilan, kesamaran akan al haq, sehingga kebatilan mendominasi dirinya dan ini akan menghancurkannya. Yang kedua adalah syahwat. Mungkin ia sudah mengetahui kebenaran, akan tetapi ia tidak memilihnya karena syahwat mengalahkannya dan malah menghendaki kebatilan.

Adapun fitnah kematian adalah ketika maut menghampirinya. Maka syaitan tidak akan melepaskannya dan akan terus berusaha menjerumuskannya, memberikan was was dan membisikkan keraguan akan RabNya dan mengajaknya untuk mengkufuriNya.

Dan yang terakhir fitnah di akhir zaman, yaitu munculnya Dajjal. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah menjelaskan perihal dajjal dalam sabda sabdanya; “Tidak ada satu kejadianpun yang terjadi sejak dari penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar daripada kejadian (fitnah) Dajjal.” (HR. Muslim) “Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat…(HR. Bukhari dan muslim), “..Bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Salah satunya secara kasat mata berupa air putih dan yang lainnya secara kasat mata berupa api yang bergejolak. Bila ada yang menjumpainya, hendaklah mendatangi surga yang ia lihat berupa api dan hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya karena sesungguhnya itu adalah air dingin.” (HR. Muslim)