Ini Dia Rahasia Mengapa Ketika Bersin Disunnahkan Mengucap Hamdallah

Siapa tak pernah bersin? Pasti tak ada orang yang selama hidupnya tak pernah melakukannya. Namun tahukah Anda, ternyata ada rahasia besar dibalik bersin kita.

Bersin atau dalam bahasa jawa lebih akrab dengan wahing dan ada juga yang menggunakan nama bangkis, adalah salah satu mekanisme perlindungan tubuh dari masuknya benda asing, seperti debu, bakteri, atau bau-bauan ke dalam tubuh kita. Wahing merupakan keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara tersebut keluar sebagai respon yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung.

 

Baca Juga: Lupa, Nikmat Allah yang Sering Terlupa

 

Uniknya, saat seseorang mengalaminya, secara refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti berdetak untuk sekejap, selama proses ini. Setelah selesai, jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak kembali.

Berapa lama durasinya? Karena bersin adalah pengeluaran udara, maka lama prosesnya akan sama dengan kecepatan udara tersebut keluar dari hidung, yaitu sekitar 70 meter/detik. Saat bersin, kita mengeluarkan butir-butir air yang terinfeksi oleh bakteri yang ingin dikeluarkan dari hidung/mulut. Dan Anda tentu tidak menyadari bahwa dalam satu kali wahing, kita mampu mengeluarkan sekitar 40.000 butir air!

Itulah mengapa saat bersin kita disunnahkan mengucap syukur dengan berucap, “Alhamdulillah…!” Sebab, setidaknya kita terhindar dari penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh.

 

Baca Juga: Nikmat Allah Dalam Mengunyah Makanan

 

Dan tahukah Anda, ungkapan senada juga diucapkan dalam berbagai bahasa dan bangsa. Di negara-negara berbahasa Inggris ada kebiasaan untuk mengatakan “God bless you” (Semoga Tuhan memberkati Anda). Tradisi ini berasal dari Abad Pertengahan, ketika diyakini bahwa ketika seseorang bersin, jantungnya berhenti berdenyut, jiwanya meninggalkan tubuhnya, dan dapat direnggut oleh roh jahat. Dalam bahasa Italia, ada jawaban bagi yang mendengar “Salute” (sehat). Dalam budaya Portugis, diikuti oleh jawaban Saúde, (sehat), dan yang bersin kemudian menjawab Obrigado atau Obrigada (terima kasih).  Dalam Bahasa Jerman, diikuti oleh ucapan, Gesundheit (yang artinya “Sehat [bagimu]”). 

Hal ini demikian terlihat sepele, tapi setelah mengetahui rahasinya, kita wajib bersyukur dan selalu mengucap hamdallah kepada Allah.  Segala puji bagi Allah atas segenap kenikmatannya yang tidak mampu kita perhitungkan sebelumnya.

 

Oleh: Redaksi/Kauniyah

Bersin dan Menguap Saat Shalat

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Ustadz, saya mau tanya, apakah orang yang bersin dan menguap ketika shalat boleh mengucapkan alhamdulillah dan ta’awudz?

Syukran atas jawabannya.

Dari Abdullah di Semarang

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Syaikh Abdul Aziz bin Bazz menjelaskan dalam salah satu fatwanya bahwa, apabila seseorang bersin saat shalat, ia boleh mengucapkan alhamdulillah. Hanya saja kalau ada yang mendengar tidak boleh turut mendoakan dengan “yarhamukallah”.

Rasulullah bersabda,

عَنْمُعَاوِيَةَبْنِالْحَكَمِالسُّلَمِيِّقَالَصَلَّيْتُمَعَرَسُولِاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفَعَطَسَرَجُلٌمِنْالْقَوْمِفَقُلْتُيَرْحَمُكَاللَّهُفَرَمَانِيالْقَوْمُبِأَبْصَارِهِمْفَقُلْتُوَاثُكْلَأُمِّيَاهُمَاشَأْنُكُمْتَنْظُرُونَإِلَيَّفَجَعَلُوايَضْرِبُونَبِأَيْدِيهِمْعَلَىأَفْخَاذِهِمْفَعَرَفْتُأَنَّهُمْيُصَمِّتُونِيفَقَالَعُثْمَانُفَلَمَّارَأَيْتُهُمْيُسَكِّتُونِيلَكِنِّيسَكَتُّقَالَفَلَمَّاصَلَّىرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبِأَبِيوَأُمِّيمَاضَرَبَنِيوَلَاكَهَرَنِيوَلَاسَبَّنِيثُمَّقَالَإِنَّهَذِهِالصَّلَاةَلَايَحِلُّفِيهَاشَيْءٌمِنْكَلَامِالنَّاسِهَذَاإِنَّمَاهُوَالتَّسْبِيحُوَالتَّكْبِيرُوَقِرَاءَةُالْقُرْآنِ

Dari Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulami dia berkata; Saya shalat bersama Rasulullah SAW, lalu ada seseorang yang bersin, maka aku mengucapkan; “Yarhamukalah (semoga Allah merahmatimu) “karena itu orang-orang mengalihkan pandangannya kepadaku, maka aku berkata; “Celaka, kenapa kalian memandang kepadaku?” Kemudian mereka menepukkan tangan ke paha mereka, sehingga aku tahu bahwa mereka bermaksud menyuruh aku diam. Utsman mengatakan; “Ketika aku tahu mereka menyuruhku diam, maka aku pun diam.” Kata Mu’awiyah; “Demi ayah dan ibuku, ketika Rasulullah SAW selesai shalat, beliau tidak memukulku dan tidak pula membentakku serta tidak memakiku.” Kemudian Beliau bersabda: “Sesungguhnya shalat ini, tidak halal di dalamnya bercampur dengan sesuatu perkataan manusia, akan tetapi yang ada hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al Qur’an.”

Adapun orang yang menguap ketika sedang shalat, maka jangan mengatakan sesuatu (berta’awudz misalnya), namun cukup dengan menahan semampunya dan meletakkan tangan dimulutnya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam shahih Bukhari dari sahabat Abu Hurairah:

التَّثَاؤُبُمِنْالشَّيْطَانِفَإِذَاتَثَاءَبَأَحَدُكُمْفَلْيَرُدَّهُمَااسْتَطَاعَفَإِنَّأَحَدَكُمْإِذَاقَالَهَاضَحِكَالشَّيْطَانُ

“Menguap itu dari setan. Maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah sedapat mungkin menahannya karena bila kalian menguap dengan mengeluarkan suara “haa”, setan akan tertawa”.

Dalam riwayat lain :

الْعُطَاسُمِنْاللَّهِوَالتَّثَاؤُبُمِنْالشَّيْطَانِفَإِذَاتَثَاءَبَأَحَدُكُمْفَلْيَضَعْيَدَهُعَلَىفِيهِ

“Bersin itu dari Allah, sedangkan menguap itu dari setan, apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaklah meletakkan tangannya di mulutnya”.

Sebenarnya tidak ada dalil berta’awud ketika menguap, adapun yang dilakukan banyak orang yang berta’awudz ketika menguap adalah ketika mereka tahu bahwa menguap itu dari syetan. Yang disyariatkan Allah ketika menguap adalah menahannya dan meletakkan tangan pada mulutnya dan jangan sampai terdengar dari mulutnya suara ‘haah’ karena setan tertawa karenanya.Cukup menutup dengan tangan dan tidak perlu berta’awudz karena tidak terdapatnya dalil akan hal itu, ini jika pada saat shalat. Adapun diluar shalat maka membaca ta’awudz boleh-boleh saja.

(Majmu’ Fatawa Bin Baz 26/200 dengan sedikit tambahan dalil).