Khutbah Jumat: Solusi Andalan Saat Sulit Dan Terjepit

الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kita bersyukur kepada Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat dan karunianya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi agung Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga juga siapapun yang mengikuti sunahnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya, marilah kita tingkatkan kualitas takwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena takwa adalah ukuran derajat kita dihadapan Allah. Mulia atau hina diri kita dalam pandangan Allah tergantung pada ketakwaan kita.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah berfirman:

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّـهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

 “ Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. an-Naml: 62)

Betapa sering manusia menghadapi masa-masa sulit, situasi terjepit atau didera timbunan problem yang terus menghimpit. Dengan kelemahannya sebagai manusia, seringkali manusia juga menemui jalan buntu dalam menghadapi masalah. Ikhtiar dengan pikiran dan tenaga yang telah mencapai klimaksnya, pada beberapa kasus juga belum bisa mengatasi persoalan.

Untuk itu, manusia berusaha mencari alternatif lain, entah dengan maksud sebagai pelengkap, penyempurna, atau bahkan sebagai pengganti dari ikhtiar yang rasional. Banyak sekali pilihan alternatif dicari, dan banyak pula tawaran tersaji. Sayangnya, seringkali pilihan itu jatuh semata-mata mempertimbangkan ‘yang penting tujuan tercapai’, meski harus menabrak aturan syar’i.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Di balik hiruk pikuknya manusia mencari jalan keluar yang irasional itu, kebanyakan mereka melupakan hal yang paling penting untuk diingat ketika itu. Bahwa, ketika seseorang dalam kondisi sulit, terjepit dan terhimpit itu sebanarnya menjadi modal paling besar untuk berdoa. Andai saja mereka mau berdoa kepada Allah agar diberi jalan keluar, kemudahan, kelapangan dan keselamatan, niscaya Allah akan mengabulkan. Karena Allah berfirman,

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.”

Ya, Dialah Allah yang mengabulkan doa orang yang sakit, apalagi ketika segala usaha telah ditempuh semampunya demi kesembuhannya. Ketika dokter angkat tangan untuk mengatasi, berbagai cara pengobatan yang masuk akal telah dijalani. Meskipun, tentu saja seorang muslim tidak akan menunggu jalan buntu untuk berdoa kepada sang Pencipta.

Suatu hari, Ubaidullah bin Abi Shalih sakit dan dijenguk oleh Thawus bin Kaisan, ia berkata, “Doakan untuk kesembuhanku wahai Abu Abdirrahman (Thawus)!” Ubaidullah meminta Thawus karena memandang bahwa beliau seorang ulama dan juga ahli ibadah. Akan tetapi, Thawus rahimahullah justru berkata, “Berdoalah untuk dirimu sendiri, karena Allah memperkanankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya.” Ini bukan karena Thawus menolak untuk mendoakannya, tapi beliau hendak menegaskan, bahwa doa orang yang sakit itu mustajab jika ia mau berdoa.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah lah yang mampu menyelamatkannya, saat fisik tak lagi kuat bertahan, akal sudah buntu untuk mencari jalan keluar, tapi terkabulnya doa justru makin terbuka lebar. Bahkan Allah menyelamatkan orang-orang musyrik yang menghadapi bahaya di tengah laut, yang dalam keadaan kepepet, namun mereka tahu hanya Allah yang mampu menolong mereka, meskipun mereka memiliki banyak sesembahan,

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ الْإِنسَانُ كَفُورًا

“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. al-Isra’: 67)

Ibnu Katsier menceritakan perihal ayat tersebut, “Ketika Ikrimah bin Abu Jahal hendak lari dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peristiwa Fathul makkah, dia menaiki kapal menuju Habsyah. Tiba-tiba badai pun datang, lalu orangorang saling berkata, “Tak ada lagi yang bisa kalian perbuat selain berdoa hanya kepada Allah semata.” Ketika itu Ikrimah berkata dalam hati, “Demi Allah, jika tidak ada yang bisa memberikan manfaat di laut selain Allah, maka tiada pula yang mampu memberi manfaat di darat selain Dia. Ya Allah, saya berjanji, jika Engkau menyelamatkan aku dari badai ini, sungguh aku akan datang dan meletakkan tanganku di atas tangan Nabi, dan aku dapatkan beliau dalam keadaan lembut dan santun.” Akhirnya mereka bisa selamat dari bahaya di laut itu. Ikrimah kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu masuk Islam dan bagus keislamannya, semoga Allah meridhainya dan menjadikan ia ridha.”

Sayangnya, sangat sedikit orang semisal Ikrimah, yang bisa mengambil pelajaran berharga saat kondisi sulit menghimpit. Kebanyakan mereka kembali musyrik setelah selamat sampai di darat. Karenanya, Allah menyebutkan di ayat tersebut, “Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih”, yakni kebanyakan dari mereka.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Tapi, keadaan orang sekarang, kebanyakan lebih parah daripada orang-orang musyrik yang hanya mentauhidkan Allah dalam doanya saat terjepit, namun akhirnya kembali lupa setelah mereka selamat dan berada di tempat yang aman.

Mereka dikatakan kufur oleh Allah, pun begitu masih memiliki sisi lebih dari orang-orang musyrik hari ini. Di mana mereka hanya mengingat Allah dalam doanya saat kepepet. Mereka melupakan sesembahan mereka berupa batu, pohon, jimat dan para dukun. Mereka yakin, saat seperti itu, hanya Allah yang mampu menolong.

Bandingkanlah kondisi mereka dengan orang-orang musyrik hari ini. Ketika ekonomi sulit, ketika terjangkiti penyakit, ketika dijerat hutang yang membelit dan ketika didera urusan yang serba sulit, mereka justru melupakan Allah. Yang pertama mereka ingat justru jin penunggu, batu akik, rajah dan jimat, atau orang sakti yang telah mati. Tempat pertama yang mereka tuju justru para dukun, kuburan dan tempat-tempat keramat.

Di manakah iman mereka, di manakah akal mereka. Peluang terkabulnya doa saat kondisi sulit mereka sia-siakan, justru mereka beralih kepada cara dan tempat yang tak jelas hasilnya, namun sudah pasti kesesatannya.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memelihara dan menjaga iman, tauhid dan ketakwaan kita. amin.

 

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

 

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ،

اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَاجْمَعْ كَلِمَاتِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ

اللَّهُمَّ أَفْرِغْ فِي قُلٌوْبِهِمْ صَبْرًا، يَا إِلَهَ الْحَقُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

اللَّهُمَّ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، اللَّهُمَّ مَزِّقْ صُفُوْفَهُمْ، وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَمَزِّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ، يَا عَزِيْزُ ذُو انْتِقَامٍ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ نِسَائَهُمْ وَصِبْيَانَ هُمْ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ ضُعَفَاءَ هُمْ، اللَّهُمَّ دَاوِ جَرْحَهُمْ وَاشْفِ مَرْضَاهُمْ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

 

Oleh: Majalah ar-risalah/Materi Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Lainnya:
Minder Taat Akhirnya Maksiat,
Kandas Karena Malas
Pejabat; Orang yang Paling Butuh Nasihat

 

2 thoughts on “Khutbah Jumat: Solusi Andalan Saat Sulit Dan Terjepit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *