Nabi Yang Membuat Iblis Putus Asa
Ayahnya adalah manusia paling sabar dalam menghadapi musibah. Diuji dengan penyakit yang tak satu pun manusia di bumi pernah mengalaminya, selain dirinya. Tubuh membusuk hingga tersisa lidah dan mata saja. Dibuang penduduk dan dijauhi manusia. Siapa lagi kalau bukan nabi Ayub. Adapun anaknya, Basyar, adalah manusia paling sabar dalam menahan marah. Basyar, menurut sebuah riwayat adalah satu-satunya putra Ayub yang selamat dari musibah yang menghabiskan keluarganya.
Basyar memiliki sifat sabar yang luar biasa. Hatinya selapang angkasa. Tak satupun urusan dunia yang mampu mengusik amarahnya. Selain sifat sabar, dia juga orang yang sangat adil dan bijak serta rajin beribadah.
3 kepribadian yang menjadikan seseorang layak menjadi pemimpin.
Sabar. Seorang pemimpin adalah manusia yang paling membutuhkan sifat sabar untuk selalu melekat dalam dirinya. Pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya. Sebagai pelayan, tentu ada banyak sekali urusan dengan ragam bentuknya yang harus diselesaikan. Tanpa sabar, yang ada bukanlah pemimpin dan pelayan melainkan penguasa yang mengabaikan urusan rakyatnya.
Adil. Manusia adalah makhluk sosial. Mereka saling membutuhkan satu sama lain tapi juga menjadi musuh satu dengan yang lain. Pemimpin adalah penengah dan penyelesai sengketa yang harus memiliki keadilan yang tinggi dalam dirinya.
Ahli ibadah. Kepada siapa pelayan rakyat ini mengadukan masalahnya jika sehari-hari dia harus menyelesaikan urusan rakyatnya, kalau bukan kepada Allah. Mustahil ada pemimpin yang kuat melayani rakyat jika dirinya jauh dari Dzat Yang Maha Kuasa.
Nah, berkat ketiga hal inilah, akhirnya Basyar pun diangkat menjadi pemimpin. Suatu Ketika, sang Raja saat itu yang juga seorang nabi mengadakan sayembara. Siapa yang mampu puasa di siang hari, shalat di malam hari dan menahan marah, dia akan diangkat menjadi pengganti sang Raja. Dan Basyar maju dalam sayembara itu, sementara tak seorang pun yang berani menerima tantangan itu. Siapa pula yang mampu menahan beban seberat itu sepanjang hari? Puasa di siang hari, shalat di malam hari? Ini masih mungkin. Tapi kalau ditambah, tidak boleh marah, siapa yang kuat?
Akhirnya, berkat prestasi inilah, Basyar digelai dengan DzulKifli. Menunut beberapa ulama, Dzulkifli bukanlah nabi melainkan orang yang sangat shalih. Namun para ulama lain menyatakan, karena Namanya disebut dalam deretan para Nabi, Dzulkifli adalah seorang Nabi. Allah berfirman:
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ ۖ كُلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ ﴿٨٥﴾
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anbiya: 85).
Kisah kesabaran Nabi Dzulkifli benar-benar telah teruji. Beliau selalu shalat di malam hari dan puasa di siang hari. Sembari itu, Beliau menyelesaikan urusan umatnya. Ada sengketa, kezaliman, aduan, komplain dan lain sebagainya diselesaikan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Bahkan dikisahkan, Iblis pun sampai putus asa saat mencoba menguji kesabarannya. Dikisahkan bahwa:
Demi melihat kesabaran Dzulkifli, Iblis berkata kepada anak buahnya, “Godalah si Fulan (Dzulkifli).” Namun ternyata, tak satupun setan yang mampu membuatnya marah. Iblis pun berkata, “Sudah, biar aku yang menghadapinya.”
Iblis pun datang dalam wujud orang yang sudah tua lagi miskin. Dia sengaja menghadap saat Dzulkifli bersiap untuk istirahat. Padahal hanya waktu itulah waktu dia gunakan untuk istirahat.
Iblis mengetuk pintu dan disambut. Iblis pun bercerita panjang lebar dengan maksud menguras waktu istirahat Nabi Dzulkifli dan membuatnya marah. Ternyata Nabi Dzulkifli tidak marah. Dia hanya berkata agar orang tua tersebut datang saat di majelis pemutusan perkara rakyatnya.
Di Majelis, Nabi Dzulkiifli menunggu si orang tua namun dia tak kunjung datang. Beliau pun pulang untuk istirahat. Belum juga beliau merebahkan badannya, si kakek tu itu datang lagi. Dia datang memaksa masuk menemui Nabi Dzulkifli dan bercerita panjang lebar lagi, sampai waktu istirahat habis. Nabi Dzulkifli tidak sempat beristirahat karena setelah itu harus menyelesaikan urusan rakyatnya lagi. Hal itu terulang hingga tiga kali selama tiga hari.
Nabi Dzulkifli sudah sangat kelelahan dan sangat ingin istirahat. Saat itu beliau berpesan kepada penjaga agar jangan mengizinkan siapapun masuk mengganggunya. Namun rupanya, si kakek Iblis tetap datang. Saat dilarang masuk oleh penjaga, Iblis melihat sebuah lubang dan masuk melalui lubang tersebut. Tiba-tiba saja, Iblis sudah berada di dalam ruangan Nabi Dzulkifli. Nabi Dzulkifli kaget dan berkata, “Bukankah aku sudah melarangmu untuk datang?”
Iblis menjawab, “Lihatlah dari mana aku datang.” Nabi Dzulkifli memeriksa pintu. Ternyata masih terkunci seperti sebelumnya. Anhenya, orang tua ini bisa berada di dalam rumah. Nabi Dzulkifli pun langsung paham bahwa yang di hadapannya adalah setan. Beliau berkata, “ Apakah kamu musuh Allah?”
Iblis menjawab, “Ya. Engkau telah membuatku putus asa dalam segala sesuatu, maka aku lakukan perbuatan yang engkau saksikan untuk membuatmu marah.”
Demikianlah. Bahkan rajanya setan pun tak mampu membuat Nabi Dzulkifli marah. Adakah dari kita yang mampu meneladani Beliau? Wallahua’lam. (Oleh: Ust. Taufik Anwar/Al-Bidayah wan Nihayah)